Prolog
Semilir angin kecil malam menyelimuti tubuh kecil Genata yang terbalut dalam sweater tebal miliknya. Celana jeans dan sneakernya lusuhnya menemaninya dalam penantiannya yang kurang lebih 30 menit. Ia diminta Leony, sahabatnya untuk menunggu di sebuah kafe di dekat taman kota karena ia ingin mengatakan sesuatu pada Genata. Wajah Genata yang semula penuh keceriaan berubah menjadi jenuh dan kecewa jika sahabatnya itu tak datang. Ia berharap jika Leony datang sebentar lagi.
Genata menengok jam tangan soccernya. Jam 07.30. “ Mana sih tuh anak? Katanya jam 07.00 suruh cepet dateng! Udah gue tunggu setengah jam disini sampe badan gue kedinginan. Kalo 15 menit lagi belum dateng juga, mendingan gue pulang aja daripada badan gue kedinginan kayak gini. “ ucap Genata dalam hati tidak sabar.
Entah kebetulan atau apa, tiba-tiba Leony muncul dari arah seberang diantar oleh supirnya dan mengatakan, “ Nggak sampe 15 menit kok gue. Jangan pulang dulu dong. Sorry ya kalo gue kelamaan! Udah setengah jam ya disini? “ Leony tersenyum manis.
Genata kembali melihat jam tangannya dan berpura-pura memasang wajah bête karena kehadiran Leony yang terlambat 15 menit. “ Aduh, Gue udah keburu lumutan nih nunggu setengah jam disini, Ny! Yuk kita masuk aja ke kafenya! “ Genata menarik tangan Leony dan masuk ke dalam kafe sederhana tetapi asyik itu.
“ Yuk yuk! “ Leony berjalan sambil membetulkan poni rambutnya yang mulai acak-acakan tertiup angin.
Sebenarnya kafe yang sering mereka kunjungi setiap malam minggu ini tak terlalu membuat mood Genata baik. Hari ini ia sedang malas bepergian kemana-mana karena banyak PR bertumpuk yang harus ia kerjakan. Karena Leony, sahabatnya itu yang meminta untuk ia datang ke kafe itu ia langsung mengiyakan permintaan Leony dengan senang hati walaupun sedikit terganggu. Tapi kalau untuk Leony, pasti Genata bisa menyisihkan waktunya untuknya.
Mereka memesan Cappucino Milk, minuman kesukaan mereka yang suka mereka pesan saat berkunjung ke kafe ini. Tak memakan waktu banyak untuk memesan minuman itu karena kebetulan kafe ini sedang tidak banyak pengunjung. Kafe ini bukan kafe seperti kafe lainnya, kafe ini tidak menyediakan bir ataupun minuman beralkohol lainnya. Kafe ini hanya menyediakan sarana karaoke serta nyanyi bareng. Jadi mereka enjoy-enjoy aja di kafe ini.
“ Gen, sorry banget kalo gue ngomongnya mendadak banget, tapi memang kayak gini keadaan sebenernya … “ Leony mengawali pembicaraannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar